Sebuah wisma milik Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur yang sedang dibangun menjadi sasaran amuk massa warga sekitar pada Selasa (27/4) kemarin. Warga melakukan penyerangan karena takut wisma tersebut dijadikan pusat pendidikan dan peribadatan Kristen.
Dalam aksi ini, tiga unit bangunan dirusak dan dibakar, selain itu dua unit mobil milik pekerja juga dibakar dan satu mobil box dirusak. Tidak hanya itu, bedeng tempat para pekerja juga dihancurkan serta merusak peralatan berat berupa mesin molen. Ratusan warga ini menamakan dirinya Komunitas Muslim Jalur Puncak.
Saat ini, lokasi dijaga oleh polisi dari Polres Bogor dan sedang dilakukan pengusutan penyebab tindakan anarkis ini.
"Lokasi kita tutup untuk proses penyelidikan, sementara waktu dilarang melakukan aktivitas," demikian jelas Kapolres Bogor AKP Tomex Korniawan, yang memimpin langsung penyelidikan ini.
Menurut AKP Tomex kerusuhan seperti ini baru pertama kali terjadi di wilayah hukumnya, dan menurutnya telah mencoreng image Cisarua sebagai kota wisata serta mengancam iklim investasi di daerah tersebut.
Tindakan anarkis saat ini semakin sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Namun yang bermotif SARA seperti ini sudah sering terjadi, apalagi terhadap bangunan gereja dan bangunan milik yayasan Kristen. Sayangnya, seringkali pengusutan yang dilakukan pihak kepolisian tidak pernah sampai ke pengadilan. Katakan saja kasus STT SETIA, pencabutan ijin bangunan gereja, penyegelan gereja, kasus kerusuhan Dulos, dan pembakaran gereja-gereja selama beberapa dekade terakhir ini. Sepertinya tidak ada kasus-kasus tersebut yang dimeja hijaukan dan memberi hasil akhir berupa keadilan bagi mereka yang dirugikan.
Tapi itulah orang percaya, ketika ketidakadilan melanda mengakhirinya dengan berkata, “Pembalasan adalah haknya Tuhan…”
Sumber : Antara News